Aku Tahu Kamu Bohong!

Bohong itu dosa. Setiap agama pasti punya pendapat yang sama. Namun tidak semua orang takut akan konsekuensi tersebut. Sejuta alasan bisa membuat orang yang tidak berniat jahat sekalipun, ‘terpaksa’ berbohong. Mulai dari alasan meraup keuntungan besar, menjelek-jelekkan orang lain, melindungi diri sendiri, atau bahkan sekedar menciptakan image positif di mata orang lain. 

Dalam sebuah hasil survey ditemukan bahwa 1 dari 4 pengguna facebook berbohong perihal data pribadi mereka. Sementara itu, dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa rata-rata orang berbohong 3 kali dalam waktu 10 menit percakapan. Penelitian lain menemukan kalau pria berbohong 6 kali dalam sehari, dua kali lebih banyak dari wanita. Weew, watch out ladies :D.
Source: kemponhokke.blogspot.com

Sayangnya, kita tidak bisa mengetahui isi hati seseorang yang sedang berbicara dengan kita. Hidung manusia pun tidak seperti Pinochio yang bertambah panjang setiap kali berbohong. Sementara itu, orang yang sedang berbohong biasanya ‘pandai’ mengatur ekspresi dan nada bicara mereka untuk mendukung kebohongannya. Apalagi jika orang itu sudah terbiasa berbohong atau sudah mempersiapkan diri untuk berbohong. 


Lalu bagaimana caranya mendeteksi kebohongan seseorang?
Satu-satunya alat yang disebut bisa mendeteksi kebohongan adalah Polygraph. Alat ini merekam respon fisiologis seperti tekanan darah, detak jantung, ritme nafas, dan keringat menjadi sebuah grafik. Gambar grafik ini kemudian digunakan untuk mengetahui apakah seseorang itu berbohong atau tidak. Alat ini dinyatakan 90 persen akurat. Namun ada beberapa kritik yang menyebut bahwa alat ini kurang kredibel karena bisa jadi orang yang dianalisa sedang dalam keadaan nervous sehingga menunjukkan indikasi yang mirip dengan berbohong.  

Sekalipun alat ini sempurna mendeteksi kebohongan, alat ini tidak dijual bebas. Alat ini biasanya hanya digunakan untuk proses hukum. Selain itu bentuknya pun tidak praktis. Alat ini terdiri dari 3 alat sensor yang harus dihubungkan dengan kabel pada tubuh manusia. Pasti ribet kalau mau digunakan untuk mendeteksi apakah pacar, teman, anak buah, atau orang lain berbohong atau tidak :D. 


Source: en.wikipedia.org
Well, ternyata tidak perlu menggunakan alat canggih untuk mendeteksi kebohongan. Allah sudah menciptakan alat pendeteksi tersebut dalam tubuh manusia. Manusia boleh merasa hebat karena bisa mengelabuhi orang lain dengan kata-kata palsu atau tangisan sandiwaranya. Tapi ada satu sistem di dalam tubuh yang tidak bisa kita atur semudah kata yang terucap dan mimik wajah yang terlihat. Sistem ini adalah alam bawah sadar (subconscious mind). 

Alam bawah sadar bekerja secara otomatis dan berperan dalam mengatur aktivitas tubuh manusia seperti program komputer yang siap running. Contohnya bernafas. Alam bawah sadar telah memprogram tubuh secara otomatis untuk menarik dan mengeluarkan nafas dengan teratur. Jadi tubuh kita tetap bernafas meskipun tidak kita sadari. Kerja otomatis ini juga berlaku pada emosi dan perasaan kita. Misalkan dalam sebuah presentasi kita sudah menyiasati diri untuk tampil pede dengan memasang senyum dan berdiri penuh wibawa. Namun kita tidak bisa mengendalikan keringat yang keluar dari telapak tangan atau detak jantung yang begitu cepat dan membuat ucapan kita tersendat-sendat. Semua itu adalah sinyal dari alam bawah sadar yang menandakan adanya perasaan gugup serta cemas di dalam diri.    
Tanpa disadari, seseorang yang sedang berbohong pun akan cenderung menampilkan sinyal-sinyal tertentu dari alam bawah sadarnya. Sinyal-sinyal ini muncul karena pada umumnya seseorang yang berbohong akan merasakan perasaan yang serupa diantaranya tidak nyaman, merasa bersalah, cemas, dan atau takut ketahuan. Nah, sinyal-sinyal ini bisa kita baca tanpa menggunakan alat-alat canggih. Cukup mengandalkan panca indra, kita bisa menemukan sinyal-sinyal tersebut lewat body language (bahasa tubuh) si lawan bicara.
Sebelum aku share, mohon teman-teman perhatikan bahwa mendeteksi pembohong lewat body language ini harus hati-hati. Selain harus cermat mengamati body language-nya tepat atau tidak, kita juga tidak boleh buru-buru menyimpulkan kalau seseorang berbohong hanya dari satu sinyal yang ditampilkan. Harus ada kroscek terlebih dahulu. Tiga atau lebih sinyal yang muncul bisa lebih mengakuratkan dugaan kita. Lalu apa saja sinyal-sinyalnya? Aku akan shareJ. satu persatu berdasarkan beberapa referensi psikologi yang pernah aku baca. Insya Allah kredibel
Pertama, coba kita tatap matanya (jangan dikedipin, ya :p). Seseorang yang sedang berbohong biasanya akan sedikit atau bahkan menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya. Dia akan lebih memilih melihat ke arah lain atau menunduk. Tapi tidak semua orang yang menghindari kontak mata adalah pembohong. Bisa jadi orangnya pemalu atau lawan bicaranya berstatus lebih tinggi sehingga tidak sopan untuk menatap langsung. Untuk lebih memastikan, kita cek sinyal lainnya.
Source: http://bodylanguagesignals.com/mouth.html
Sinyal berikutnya adalah dari ekspresi wajah. Ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan perkataan bisa mengindikasikan kebohongan. Namun seperti yang aku tulis sebelumnya, ekspresi wajah cenderung bisa diatur. Kalau si lawan bicara kita ‘pandai’ menyesuaikan ekpresinya, kita bisa lihat dari waktu kemunculannya. Biasanya ekspresinya akan muncul terlambat dan tidak bertahan lama. 

Misalnya kita memberikan hadiah pada seorang teman. Jika teman kita merasa senang, ia akan mengatakan seraya tersenyum “Terima kasih, saya suka hadiahnya”. Namun jika senyum itu muncul belakangan dan tidak bertahan lama, maka bisa jadi ia berbohong. Selain itu, ekspresi yang jujur melibatkan seluruh otot wajah. Contohnya senyum yang tulus itu tidak hanya melibatkan lengkungan di bibir, namun otot pipi, dagu, mata, dan dahi pun ikut tertarik.
source: http://iwcmediaecology.pbworks.com

Berikutnya coba kita cek tangannya. Ketika seseorang berbohong, ia cenderung akan menyembunyikan telapak tangannya. Bisa dimasukkan ke dalam saku, ditaruh di bawah meja, atau ditelungkup sehingga hanya memperlihatkan punggung tangan. Pergerakan tangannya pun kaku dan terbatas. 

Selain itu, jika orang tersebut merasa bersalah atas kebohongannya, tangannya akan cenderung menyentuh  atau menggosok-gosok hidungnya. Selain hidung, bagian wajah lainnya yang mungkin akan disentuh adalah leher, mulut, atau bagian belakang telinga. Intinya tangan akan menyentuh bagian wajah tanpa tujuan yang jelas. Tapi hati-hati mendeteksinya. Bisa jadi lawan bicara kita menyentuh bagian wajah karena sedang merasa gatal atau untuk menyingkirkan debu. Cermati dengan teliti :). 


Terakhir, pembohong bisa kita deteksi posisi tubuhnya. Punggung orang yang berbohong cenderung tidak tegap. Dia akan terlihat sedikit bungkuk, kecuali jika ia merasa bangga dengan kebohongannya. Selain itu, posisi duduk / berdiri orang yang berbohong cenderung akan membuat jarak dengan lawan bicaranya atau menaruh pemisah seperti meja, buku, tangan, dan lain-lain.
Demikian beberapa body language yang yang bisa menunjukkan kalau seseorang sedang berbohong. Kelemahan metode ini bisa berasal dari si pengamat itu sendiri yang kurang cakap membacanya atau pelaku yang sudah kelas ikan paus, hehe. Nah, untuk lebih meyakinkan lagi, ada satu metode tambahan yang lebih akurat dalam mendeteksi kebohongan yaitu dengan membaca gerakan bola mata. Semoga bisa aku bahas di tulisan berikutnya. Untuk sementara, silakan dicoba metode ini dulu ya. Teman-teman bisa mulai cermati body language lawan bicara terutama jika orang itu punya histori sebagai tukang bohong. Tapi ingat, satu sinyal saja tidak cukup. Jadi jangan terburu-buru menyimpulkan, ya ;).
Aku berharap metode ini digunakan bukan untuk men-judge seseorang. Sekalipun body language lawan bicara jelas-jelas menunjukkan ia berbohong, kita tidak boleh menghakiminya tanpa bukti ril. Ada baiknya kita cari tahu dulu alasan ia berbohong. Siapa tahu ia sedang terdesak atau malah berniat menjaga perasaan kita. Yang penting kita tidak tertipu dan merugi karena kebohongannya.  
Semoga bermanfaat. Good luck ^_*

1 comments:

Anonymous said...

Paling gak bisa bohong, kalo gak suka sama orang aja langsung keliatan diraut wajahku. Untungnya bohongi diri sendiri itu apa ya? Makasih buat tulisannya.